Pages

Niat yang Benar Kunci Sukses dalam Bekerja

Niat bukanlah hanya sekedar mengucapkan, saya berniat, akan tetapi ia merupakan dorongan hati yang terdalam yang diiringi kesdaran penuh dan tulus untuk melakukan sesuatu. Sering kali niat ini mudah untuk diucapkan namun sangat sulit untuk dilaksanakan. Bagi orang yang hatinya condong kepada kebaikan maka hatinya akan selalu berusaha untuk melakukan kebaikan. Begitupun sebaliknya, jika orang yang hatinya condong untuk melakukan keburukan maka ia akan senantiasa berfikir untuk melakukan keburukan. 
Hati orang siapa yang tahu? demikianlah pepatah mengatakan. Karenanya jika kita sejenak menenogok sejarh Islam periode awal Rasulullah bersabda kepada para sahabatnya yang hendak melakukan perjalanan hijrah dari kota Makkah ke kota Yatsrib (Madina):
"Segala amal perbuatan tegantung niatnya. Seseorang hanya kana mendapatkan apa yang dia niatkan. Barang siapa berhijrah karena Allah dan RasulNya, maka hijrahnya itu akan kembali kepada Allah dan RasulNya. Barangsiapa yang berhijrah karena ingin memperoleh dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya itu akan kembali kepada apa yang ditujunya itu." (H.R. Bukhari dan Muslim)
Hadits tersebut merupakan otokritik bagi kita terutama generasi muda Islam yang merupakan penerus keberlangsungan kehidupan berbangsa dan benegara. Sudahkah kita memperbaiki niat kita sejak bangun tidur hingga tidur lagi. Berapakah niat kebaikan dan berapakah niat yang dapat kita realisasikan dalam sehari?
Karena pentingnya niat bagi kesuksesan seseorang maka Imam Syafi'i memberikan komentar terhadap hadits tersebut bahwa, "Hadits ini adalah sepertiga ilmu."
Dalam hadits tersebut terdapat dua kecenderungan yang dilakukan seseorang dalam niatnya. Apakah niatnya bersifat semu - pragmatis, ataukan niatnya bersifat idealis-normatif. Niat yang bersifat semu-pragmatis akan menggiring seseorang untuk cenderung kepada keuntungan materi yang bahkan jika tanpa diiringi keshalehan spritual akan membuatnya menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu yang dia inginkan. Karenanya niat yang cenderung kapada semu - pragmatis akan memiliki dampak negatif baik sedikit atau pun banyak. 
Bebeda dengan niat yang semu-pragmatis, niat yang bersifat idealis-normatif adalah niat yang didasarkan pada kecederungan untuk mendapatkan kebaikan, terutama kebaikan dari Allah swt. Orang yang  meniatkan dirinya melakukan sesuatu karena Allah, walaupun terlihat melakukan suatu pekerjaan yang bersifat duniawi, ia tetap akan mendapatkan kebaikan dan pahala dari Allah. Ia pun akan enggan untuk melakukan kecurangan dalam setiap pekerjaannya sehingga ia akan tumbuh menjadi pribadi yang menyenangkan dan disukai oleh keluarga maupun lingkungan tempatnya bekerja.Tidak hanya itu niat yang disandarkan kepada Allah akan menghindarkan seseorang dari stres akibat menghadapi tantangan dalam pekerjaan.
So, sudahkah anda memperbaiki niat anda?!


No comments:

Post a Comment