Pages

Bersahabat dengan Anak

Sering kali sebagai orang tua, kita merasa bahwa karena kedudukan kita lebih tinggi dari pada anak-anak kita maka kita merasa segala urusan yang berkaitan bagi sang  anak adalah mutlak menjadi wewenang kita. Sikap yang seperti ini tentu akan membuat garis pembata yang sangat tebal antara kita dan anak-anak.
Mari kita gali ingatan kita, apakah sewaktu kecil kita senang diperlakukan oleh orang tua kita dengan aturannya yang semena-mena tanpa mau mendengarkan ungkapan perasaan kita? jika jawabannya adalah kita tidak senang diperlakukan hal tersebut, maka lantas kenapa kita melakukan hal yang sama kepada anak-anak kita?
Anak-anak begitupun remaja, adalah manusia-manusia yang sedang mengalami proses pertumbuhan baik fisik maupun mental. Proses pertumbuhan ini diiringi dengan proses belajar dan bermain yang cenderung untuk memuaskan rasa penasarannya terhadap sesuatu sehingga mereka selalu ingin mencoba sesuatu. Dalam mencoba sesuatu sering kali anak melakukan kesalahan-kesalahan dalam sudut pandang etika yang diyakini oleh orang tuanya. Hal tersebut sangat wajar karena apa yang dilakukan oleh anak-anak dalam setiap aktivitasnya cenderung untuk tidak mau mempertimbangkan norma dan etika yang ada di masyarakatnya, hal ini bisa jadi karena unsur ketidaktahuan, atau karena memang ketidakpedulian anak terhadap nilai-nilai tersebut.
Dengan demikian dalam kesehariannya, setiap anak sering atau bahkan selalu melakukan kegiatan coba dan salah (trial and eror). Peran orang tua adalah mengajak untuk bersama-sama mengevaluasi setiap tindakan anak, bukan menjustifikasi dengan langsung mengatakan "salah" Dengan mengajak anak mengevaluasi bersama maka justifikasi secara tidak langsung akan hadir dari dalam diri sang anak sendiri berdasarkan kesadaran penuh dan bukannya keterpaksaan.
Adapun langkah pertama yang mesti dilakukan oleh orang tua dalam upaya evaluasi tersebut adalah dengan cara menjadi pendengar yang baik bagi sang anak. Tunjukan rasa simpati anda terhadap segala cerita dan pendapat-pendapat anak, tatap wajahnya, berikan komentar tanpa berusaha memberian kesimpulan, dan biarkan mereka menyimpulkan sendiri nilai dari tindakannya. Jika ternyata kesimpulan yang anak berikan tidak sesuai dengan harapan kita, teruslah berusaha menjadi pendengar yang baik, jadilah sahabatnya, didiklah aterus ia,  dan yang paling utama berikanlah contoh yang baik kepadanya.

No comments:

Post a Comment