Sering kali sebagai orang tua, kita merasa bahwa karena kedudukan kita lebih tinggi dari pada anak-anak kita maka kita merasa segala urusan yang berkaitan bagi sang anak
adalah mutlak menjadi wewenang kita. Sikap yang seperti ini tentu akan
membuat garis pembata yang sangat tebal antara kita dan anak-anak.
Mari
kita gali ingatan kita, apakah sewaktu kecil kita senang diperlakukan
oleh orang tua kita dengan aturannya yang semena-mena tanpa mau
mendengarkan ungkapan perasaan kita? jika jawabannya adalah kita tidak
senang diperlakukan hal tersebut, maka lantas kenapa kita melakukan hal
yang sama kepada anak-anak kita?
Anak-anak begitupun remaja,
adalah manusia-manusia yang sedang mengalami proses pertumbuhan baik
fisik maupun mental. Proses pertumbuhan ini diiringi dengan proses
belajar dan bermain
yang cenderung untuk memuaskan rasa penasarannya terhadap sesuatu
sehingga mereka selalu ingin mencoba sesuatu. Dalam mencoba sesuatu
sering kali anak melakukan kesalahan-kesalahan dalam sudut pandang etika
yang diyakini oleh orang tuanya. Hal tersebut sangat wajar karena apa
yang dilakukan oleh anak-anak dalam setiap aktivitasnya cenderung untuk
tidak mau mempertimbangkan norma dan etika yang ada di masyarakatnya,
hal ini bisa jadi karena unsur ketidaktahuan, atau karena memang
ketidakpedulian anak terhadap nilai-nilai tersebut.
Dengan demikian dalam kesehariannya, setiap anak sering atau bahkan selalu melakukan kegiatan coba dan salah (trial and eror).
Peran orang tua adalah mengajak untuk bersama-sama mengevaluasi setiap
tindakan anak, bukan menjustifikasi dengan langsung mengatakan "salah"
Dengan mengajak anak mengevaluasi bersama maka justifikasi secara tidak
langsung akan hadir dari dalam diri sang anak sendiri berdasarkan
kesadaran penuh dan bukannya keterpaksaan.
Adapun langkah pertama
yang mesti dilakukan oleh orang tua dalam upaya evaluasi tersebut adalah
dengan cara menjadi pendengar yang baik bagi sang anak. Tunjukan rasa
simpati anda terhadap segala cerita dan pendapat-pendapat anak, tatap
wajahnya, berikan komentar tanpa berusaha memberian kesimpulan, dan
biarkan mereka menyimpulkan sendiri nilai dari tindakannya. Jika
ternyata kesimpulan yang anak berikan tidak sesuai dengan harapan kita,
teruslah berusaha menjadi pendengar yang baik, jadilah sahabatnya,
didiklah aterus ia, dan yang paling utama berikanlah contoh yang baik
kepadanya.
No comments:
Post a Comment